Aku mencintai malam, melayari sayap-sayapnya dengan menulis dan menikmati lantunan Cinta Seorang Kekasih nya Maidany atau irama syahdu Fukai Mori seperti ini serupa diberi sepotong syurga berlinangan madu. Seperti seorang bocah kecil yang menemukan rumah kayunya di pinggir sungai berbatu-batu. Asyik bersunyi dengan rasa yang entah kunamakan apa. Hanya aku dan aksara.
Aku dan malam adalah tak berbeda dengan tak sedikit insan yang karib padanya. Menuliskan banyak hal, hal yang berdesak-desakkan di benak, hal yang berhimpitan dalam rasa. Yang sering tak mungkin kuungkapkan dalam lisan atau tak bisa kulukiskan dalam bahasa perbuatan.
Pada kanvas malam, kutuliskan apa saja yang kuingin menjadi. Tak sebatas khayal, kugoreskan segala impian pada gugusan aksara, menjadikannya galaksi kisah-kisah yang berrotasi pada sumbu imajiku. Acapkali banyak hal yang ingin kuterjemahkan dalam barisan pasal, hanya sekedar untuk mewujudkan bayanganku tentang kasih dan cinta. Atau, tak sedikit perihal yang ingin kusketsa agar dapat mendzahirkan rekaanku tentang duka nestapa. Hingga gema adzan shubuh mengingatkanku, bahwa gulita telah berlalu.
Namun, sering malamkupun hanya berarti secangkir susu hangat dan beberapa buku yang tak tuntas kueja. Hanya membuka-buka halamannya, dan menikmati ilustrasinya, atau sekedar mengagumi kata pengantar dan kesimpulannya saja. Ya, sering malamku sesederhana itu. Yang acapkali kudapati dari yang sederhana itu tersimpan apa yang dikata orang tentang kebahagiaan. Kebahagiaan yang mungkin tak bisa kutemukan pada riuh keramaian.
Adalah kisah-kisah malam tentang munajat cinta yang dilarung insan dalam gelombangnya yang tenang. Diantara thawaf sang tasbih dalam jemari dan teritis air mata yang bermuara di sajadah suci. Aku, dalam kemarau imanku dan meranggasnya reranting ilmuku, dengan hati malu turut hadir dalam syahdunya kelam, bersama rembulan adukan segala kelemahan dan permohonan ampunan atas segala kekhilafan. Kepada Sang Pemilik Alam bertangisan tersedu sedan. Sungguh, ada hal yang tak bisa dilakukan siang sebagaimana yang telah dilaksanakan malam.
Aku mencintai malam, mengutip kelembutan heningnya yang berdaya maha. Memetik kembang-kembang hikmahnya yang bergelantung di semesta nan tinggi. Mengayuh biduk nan lelah untuk menepi.
Baca lebih lanjut →